Kasus tewasnya Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo mulai menemui titik terang. Kini muncul lagi satu orang diduga jadi saksi mata penting penembakan maut pada Jumat 8 Juli 2022 itu. Dialah Bripka Ricky.
Selama ini nama Bripka Ricky tidak banyak disorot publik terkait penembakan yang dilakukan oleh Bharada E itu. Padahal saat kejadian, Bripka Ricky juga berada di rumah dinas itu yangberada di Komplek Polri, Duren Tiga Utara 1, Nomor 46, Jakarta Selatan itu. Meski tanpa rekaman CCTV, Komnas HAM membeberkan kronologi penembakan yang melibatkan Bharada E dan Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Polri non aktif Irjen Ferdy Sambo.
Diketahui, CCTV di rumah dinasFerdySamboyang disebut merupakan lokasi kejadian tewasnyaBrigadirJdalam kondisi rusak. KetuaKomnasHAMAhmadTaufanDamanikmembenarkan jika berdasarkan keterangan para ajudan dan penyidik, CCTV di rumah dinasFerdySamboitu dalam kondisi rusak. Kendati tak ada CCTV di rumah dinasFerdySambo, Damanik menuturkan pihaknya mendapatkan informasi detil perihal peristiwa berdarah yang melibatkanBrigadirJdanBharadaE.
Hal itu berdasarkan keteranganBharadaEsewaktu diperiksaKomnasHAMpada Selasa (26/7/2022). Bharada E mengakui bahwa dirinya adalah orang yang menembak matiBrigadirJ. "Ya itu pengakuan dari Bharada E. Dia menjelaskan kronologi versi dia," tutur Damanik.
Berdasarkan pengakuan para ajudan Ferdy Sambo, termasuk Bharada E kepada Komnas HAM, mereka pindah ke rumah dinas sang jenderal pada Jumat (8/7/2022) sore sekira pukul 16.00 WIB lebih. Setelah sebelumnya mereka berada di rumah pribadi sang jenderal yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumah dinas. Rumah dinas berada di Komplek Polri, Duren Tiga Utara 1, Nomor 46, Jakarta Selatan.
Sementara rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling III, Duren Tiga, Jakarta Selatan atau masih di kawasan yang sama. Tujuan mereka ke rumah dinas Ferdy Sambo untuk isolasi mandiri selama menunggu hasil PCR keluar setelah melakukan tes PCR di rumah pribadi. Hal itu memang SOP yang dilakukan mereka setiap baru melakukan perjalanan jauh.
Pasalnya, beberapa menit sebelumnyaPutriCandrawathiselaku istriFerdySambodan para ajudannya termasukBrigadirJdanBharadaEbaru saja tiba di Jakarta usai menempuh perjalanan darat dari Magelang, Jawa Tengah. Kembali ke pengakuan Bharada E, ujar Damanik, setibanya di rumah dinas dia langsung naik ke lantai dua rumah untuk bersih bersih. Saat mereka ke rumah dinas itu, ada juga ajudan Ferdy Sambo lainnya bernama Bripka Ricky.
Saat itu dia berada di ruangan lain yang ada di lantai dasar rumah dinas itu. Menurut pengakuan Bharada E, tiba tiba saat itu dia mendengar suara teriakan istri Ferdy Sambo dari dalam kamarnya yang juga di lantai dasar. "Dia (Bharada E) naik ke lantai dua ke ruangan ajudan. Dia lagi bersih bersih. Terus dia dengar suara teriakan dari ibu Putri (istri Ferdy Sambo. Ini dari versi Bharada E," beber Damanik.
Lantaran mendengar teriakan yang cukup kencang apalagi sampai namanya juga dipanggil oleh istriFerdySambo,BharadaElangsung bergegas turun. Namun Damanik tak membeberkan dimana posisi ajudan bernama Ricky saat peristiwa penembakan antara Brigadir J dan Bharada E. Padahal dari keterangan yang didapat Komnas HAM saat itu Bripka Ricky juga berada di rumah dinas Ferdy Sambo.
"Dia Bharada E) turun ke bawah melihat saudara J. Dia bertanya ada apa ini, dia lihat J mengarahkan senjata ke dia dan menembak. Setelah itu dia mundur ke belakang, ambil senjata dan mengokang dan menembak senjata," papar Damanik. Setelah terlibat adu tembak dimana tembakan darinya membuatBrigadirJtersungkur,BharadaEtak berhenti sampai di situ. Dia kemudian menembak dua kaliBrigadirJdari jarak dekat untuk memastikan Brigadir Yosua telah tak bernyawa.
"Saudara J sudah tersungkur, dia datang dari jarak dekat sekitar dua meter nembak dua kali lagi untuk memastikan orang yang menyerang dia itu betul betul sudah dilumpuhkan," jelas Damanik. Jika mendengar kesaksian Bharada E seperti yang diceritakan Komnas HAM maka setidaknya ada empat orang di dalam rumah dinas itu saat penembakan terjadi. Mereka adalah Putri Putri Candrawathi (istri Ferdy Sambo), Bharada E, Brigadir J, dan Bripka Ricky.
Namun informasi lain muncul. Kabarnya ada seorang lagi asisten rumah tangga (ART) yang berada di rumah dinas itu saat penembakan terjadi namun kabar ini masih terus dikonfirmasi. Sebab Komnas HAM sebelumnya telah memeriksa seorang ART namun belum dijelaskan posisi ART dimaksud saat kejadian.
Berdasarkan penjelasan awal polisi, Brigadir J tewas usai baku tembak dengan Bharada E di rumah irjen Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022. Menurut polisi, baku tembak itu dipicu oleh Brigadir J yang melakukan pelecehan dan pengancaman berupa penondongan senjata ke kepala istri Irjen Ferdy Sambo, PC. Akibat baku tembak itu, Brigadir J pun meninggal dunia.
Kendati demikian, pihak keluarga Brigadir J menilai ada kejanggalan terkait penyebab kematian karena ditemukan sejumlah luka di jenazah Brigadir J. Pihak keluarga pun menduga ada percobaan pembunuhan ke Brigadir J.